Review Tren Sewa Mobil Listrik Mercedes Benz EQB di AS, Mulai Rp5,6 Juta per Bulan

Jejak.top – Amerika Serikat –Mercedes Benz EQB kini mencuri perhatian di pasar mobil listrik Amerika Serikat. Harga sewa SUV mewah ini hanya sekitar US$352 atau setara Rp5,6 juta per bulan, termasuk uang muka. Angka itu membuat EQB masuk daftar kendaraan listrik dengan tarif sewa paling terjangkau di Negeri Paman Sam.

Fenomena ini muncul di tengah tren mobil listrik yang makin populer. Sebelumnya, harga menjadi kendala utama bagi banyak calon pengguna EV. Namun, dengan munculnya berbagai insentif dan diskon besar-besaran, menyewa mobil bertenaga baterai kini lebih murah daripada memiliki mobil bermesin bensin.

Data Edmunds.com mencatat, rata-rata biaya sewa kendaraan listrik di AS hanya US$624 (Rp10,1 juta) per bulan, lebih rendah dibandingkan rata-rata mobil berbahan bakar bensin yang mencapai US$670 (Rp10,8 juta). Fakta ini memperlihatkan adanya perubahan signifikan dalam strategi produsen otomotif sekaligus preferensi konsumen.

Bloomberg Technoz melaporkan, EQB berada di posisi ketiga sebagai mobil listrik dengan biaya sewa paling murah. Bahkan, beberapa model lain bisa disewa di bawah US$100 (Rp1,6 juta) per bulan, menjadikan pasar EV semakin kompetitif. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri otomotif, menurut analis CarGurus.

Tren tersebut dipicu oleh upaya pabrikan menjaga loyalitas pelanggan sebelum kredit pajak federal senilai US$7.500 berakhir pada akhir September 2025. Produsen berusaha menghabiskan stok yang diproduksi sebelum tarif baru diberlakukan, sehingga memberi ruang untuk diskon besar.

Tak hanya Mercedes, produsen lain seperti Hyundai, Volkswagen, hingga Honda juga menawarkan paket sewa menarik. Hyundai Ioniq 5 dibanderol US$260 (Rp4,2 juta) per bulan, Volkswagen ID.4 hanya sedikit lebih mahal, bahkan Honda Prologue bisa didapat sekitar US$200 (Rp3,2 juta) per bulan. Beberapa dealer lokal malah menawarkan harga super murah dengan memanfaatkan insentif tambahan.

Menurut laporan Edmunds, kini lebih dari 70% transaksi kendaraan listrik dilakukan lewat skema sewa guna usaha. Hal ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mencoba teknologi baru tanpa khawatir soal penurunan nilai jual maupun ketahanan baterai. Bagi konsumen, leasing juga membuka kesempatan merasakan teknologi terbaru tanpa harus terikat jangka panjang.

CarGurus mencatat transaksi EV naik 44% pada Juli 2025, terutama setelah kebijakan Presiden Donald Trump menghapus subsidi pembelian langsung. Perubahan aturan itu membuat leasing jadi pilihan utama konsumen. Bahkan banyak pengemudi mengaku lebih nyaman menggunakan kontrak sewa ketimbang membeli langsung.

Pakar otomotif menilai, tren ini adalah momentum penting bagi adopsi kendaraan listrik massal. Ford bahkan sudah merencanakan peluncuran pickup listrik murah pada 2027 dengan harga sekitar US$30.000, yang digadang sebagai "momen Model-T" baru. Dengan strategi harga dan leasing yang kompetitif, industri berharap konsumen makin "lengket" dengan mobil listrik.

DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda membantu Admin untuk lebih giat lagi dalam membagikan artikel yang berkualitas. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama

Postingan lainnya

Komentar

Posting Komentar