Penjualan Motor Listrik Anjlok, Subsidi Jadi Penentu Pasar

Jejak.top, Jakarta – Penjualan motor listrik di Indonesia tengah mengalami kemerosotan tajam. Tanpa kehadiran subsidi motor listrik seperti tahun lalu, pasar kendaraan ramah lingkungan ini seolah kehilangan daya tarik. Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setyadi, menyebut penurunan mencapai 70% di beberapa merek, membuat pelaku usaha harus mencari cara bertahan di tengah ketidakpastian kebijakan. 

Sejak awal 2025, dunia otomotif nasional berharap subsidi yang sempat berjalan di 2023–2024 bisa dilanjutkan. Namun, hingga memasuki kuartal akhir tahun ini, kejelasan masih belum muncul. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan jajaran ekonom pemerintah disebut masih membahas arah kebijakan, sementara pelaku industri terjebak dalam situasi menunggu yang berisiko.

Dampaknya terlihat jelas di showroom. Beberapa merek motor listrik bahkan harus mengandalkan strategi diskon besar-besaran demi menjaga minat konsumen. Namun, cara ini tidak selalu efektif karena menekan margin keuntungan perusahaan. Bahkan merek besar seperti Honda dan Alva disebut ikut menghadapi tantangan serupa, meski memiliki basis konsumen yang cukup kuat.

Kondisi ini membuat sebagian pabrik terpaksa merumahkan karyawan. Budi mengungkapkan bahwa langkah itu bukan berarti pemutusan hubungan kerja permanen, melainkan cara bertahan sampai ada kepastian insentif. Industri motor listrik di Indonesia memang masih banyak mengandalkan tenaga kerja padat karya. Tanpa produksi yang stabil, keberlangsungan pekerjaan para pekerja ikut terancam.

Selain masalah penjualan, ketidakpastian regulasi juga berpengaruh pada rencana investasi. Beberapa pabrikan disebut menunda modernisasi mesin produksi karena belum ada jaminan pasar yang stabil. Padahal, jika ada kepastian subsidi jangka panjang 3–5 tahun, industri akan lebih berani menggenjot kapasitas dan menarik lebih banyak tenaga kerja.

Berkaca dari tren tahun lalu, subsidi Rp7 juta per unit berhasil mendorong penjualan hingga 70 ribu unit motor listrik. Kini, tanpa insentif, angka penjualan diperkirakan hanya 25–30 ribu unit hingga akhir tahun. Pelaku industri berharap pemerintah segera memberi kepastian, apakah subsidi dilanjutkan atau tidak, agar strategi bisnis bisa disusun dengan jelas.

Pemerintah, terutama melalui Dewan Ekonomi Nasional dan Kementerian Perindustrian, menjadi kunci dalam menentukan arah industri motor listrik di Indonesia. Bagi pelaku usaha, subsidi bukan hanya sekadar insentif, melainkan pondasi untuk menjaga daya saing dan kepercayaan konsumen terhadap kendaraan ramah lingkungan ini.

DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika artikelnya dirasa bermanfaat. Donasi Anda membantu Admin untuk lebih giat lagi dalam membagikan artikel yang berkualitas. Terima kasih.
Postingan Lebih Baru Postingan Lebih Baru Postingan Lama Postingan Lama

Postingan lainnya

Komentar

Posting Komentar